Senin, 02 April 2018

Opini


Membangun  Pondok Pesantren   Berdaya Saing di  Era   Global
oleh. Ahmad Rifai
Koordinator  Litbang dan Humas
Ponpes Diniyah Limo Jurai Sungai Pua, Agam

                Hari ini dan ke depannya, pertumbuhan dan perkembangan     Pondok Pesantren (ponpes) tidaklah sekencang keberadaan   sekolah Islamic Boarding School (IBS).   Ponpes  jauh tertinggal  di belakang, padahal kehadiran   IBS  tidak lain    mengadopsi  pola pendidikan dan pembinaan ala  pesantren itu sendiri, yang mengkombinasikan   majamenen lembaga pendidikan modren dengan  pembinaan keislaman yang terintegrasi  dalam teori dan perilaku santri.
Lantaran   IBS  terbukti  sukses menyelaraskan kedua hal tadi, animo masyarakat pun kian tinggi menyekolahkan putera-puterinya kesana. Tak pelak, sesuai kebutuhan untuk model pembinaan keislaman yang terintegrasi dan terpercaya, kini kehadiran IBS tumbuh  bak  jamur di musim hujan.  Tidak hanya IBS,sekolah negeri pun mengadopsi hal serupa,khususnya SMA-SMA  Unggul yang memakai pola asrama ala pesantren.
                Ada dua hal yang hendak diketengahkan dalam tulisan ini, pertama, pentingnya manajemen lembaga pendidikan modren untuk  disisipkan dalam  manajemen ponpes.  Kedua, kualitas lulusan ponpes  yang dihasilkan harus  diarahkan  untuk mampu  menembus kampus-kampus besar baik  di dalam dan luar negeri yang dibarengi dengan life skill  siswanya untuk  memenangi  persaingan  global.  Jadi bukan lagi sekedar  mendoktrin santrinya untuk mendirikan lembaga ponpes serupa dikampung halamannya kelak, atau diharapkan untuk kembali mengabdi dan mengajar dibekas almamaternya tersebut. 
                Pentingnya  menyisipkan   manajemen lembaga pendidikan modren, sebab   ponpes tidak sedikit   terperangkap dengan pola manajemen lama   yang menjadi tradisi.  Akibatnya  dengan sistem tersebut   dinamika inovasi  dan perubahan  dari gurua atau karyawan  enerjik  tidak terjadi,   Lantaran ide-ide kreatif dan salurannya  tidak jelas kemana harus diarahkan, Hasilnya, publik menilai, ponpes miskin inovasi.  Kalaupun ada hanya beberapa ponpes saja yang mampu bertahan menyesuaikan  dengan tuntutan zaman.
  Manajemen lama juga ditandai dengan  sistem kerja yang tidak dibarengi    tantangan beban  dan target  kerja. Lambat laun pamor ponpes hilang ditelan zaman.  Berbeda dengan  manajemen modern, sudah tentu  semua  bagian dari  mekanisme  dan perangkat kerja  setiap orang  yang bekerja disana sudah jelas diatur. Ada tidak adanya Kyai atau pengurus yayasan, semua orang tetap bekerja dengan tugas pokoknya.   Sekalipun Kyainya mangkat atau pengurus yayasannya bertukar, Ponpes tetap berjalan sebagaimana biasanya tanpa  harus kehilangan arah atau pedoman.
Mekanisme  pengambilan keputusan tertinggi memang   berada di tangan Kyai atau di Sumbar pada umumnya oleh pengurus yayasan yang menaungi keberadaan ponpes tersebut.  Tetapi tidak selamanya segala-galanya ditentukan oleh Kyai atau pengurus Yayasan.
Hal-hal teknis dan operasional  itu lebih tepat  diputuskan dan dijalankan oleh   tim dibawahnya.  Sebenarnya, kyai  atau pengurus yayasan cukuplah menjadi simbol  keteladanan dan pemersatu, antara  guru, karyawan dan santri serta  sebagai pembangkit ruh ponpes.  Kehadirannya  tidak  harus dilibatkan dalam manajemen ponpes secara teknis, kecuali hal-hal strategis.
Jika   ponpes berniat memenangkan persaingan global kedepannya, seharusnya yang dilakukan adalah,   pertama, mengadopsi pola lembaga pendidikan modern, dimana setiap  orang bekerja sesuai dengan keahlian dan tugas yang diamanahkan. Ada Standar Operating Prosedures ( SOP) yang  mengawali tugas setiap orang dan itu dijalankan secara jujur dan penuh tanggungjawab.  Kedua, mekanisme pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah terbuka melalui Rapat Kerja dalam menggulirkan program kerja ponpes baik untuk sifatnya tahunan ataupun bulanan.   Ketiga, melengkapi  unit-unit pendukung  lainnya, seperti divisi humas, divisi bisnis, , dan lainnya untuk menunjang dan menambah income (pemasukan) ponpes.
Keempat, Sumber Daya Manusia (SDM), tenaga pengajar dan karyawan juga diperhatikan sesuai kebutuhan  dan  kemajuan ponpes dimasa yang akan datang.  Setiap yang direkrut telah melewati mekanisme seleksi ketat layaknya melamar  kepada sebuah perusahaan oleh Departemen SDM.   Kelima,   program pembinaan dan pendidikan   baik di sekolah dan diasrama untuk santri  senantiasa dievaluasi setiap saat dan berkala.  
Keenam untuk menyempurnakan ini, perlu penguatan peran guru konseling  sekolah  dalam hal mengetahui perkembangan personality (kepribadian ) santrinya dengan data lengkap.   Ketujuh, Ponpes harus memperkuat program pembinaan ekskul santrinya baik untuk bakal calon yang akan mengikuti berbagai  ivent  perlombaan, atau untuk kebutuhan life skillnya dimasa yang akan datang seperti program  Tahfizh, Pidato, MC, Jurnalistik, dan lainnya.  
Kedelapan, visi ponpes  tidak hanya sekedar tempat mencetak ulama,tetapi juga juga lebih luas dengan menggarap dan membina santri sebagai calon ilmuwan dan cendikiawan islam masa depan.  Kesembilan, program pembinaan asrama yang terintegrasi dengan sekolah dan  rumah yang ditandai kerja sama antara  guru dengan orang tua dalam hal pengawasan santri saat berada di rumahnya.  
Kesepuluh, pembaharuan gedung dan sarana fasilitas untuk kebutuhan marketing ponpes yang mengikuti lembaga pendidikan kebanyakan dalam sudut pandang  marketing yang elegan dan memikat.    Kesebelas, program studi banding ke kampus-kampus ternama di dalam dan luar negeri. Setidaknya, perguruan tinggi dalam negeri bisa dijadikan rujukan sekaligus mendekatkan obsesi dan cita-cita santri dalam meraih visi masa depannya. Terakhir, mempekuat program bahasa arab dan bahasa Inggris santri  baik untuk keperluan  TOEFL maupun untuk  kebutuhan percakapan sehari-hari yang sifatnya bukan hafalan.
Dari poin diatas, diharapkan alumni  ponpes yang dihasilkan  lebih maju, dan  mampu   membidik peluang kuliah Strata 2 atau Strata 3, sehingga  opini  publik tidak terperangkap dengan tamatan ponpes hanya sampai jenjang Starta 1 belaka.  Sehingga, dengan itu, kebangkitan dan kemajuan ponpes menjadi nyata. Langkah –langkah diatas layak ditiru, Insya Allah bisa !
                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar