“Garin Surau ”
Film Pendek Karya Santri Ponpes Diniyah Limo Jurai Juara 1
Se Kabupaten Agam
Sungai Pua, Agam
Sumbar ( 9/4), Santri Ponpes
Diniyah LimoJurai Sungai Pua Agam,
meraih juara 1 pada Festival Lomba Film Pendek pada kegiatan Seleksi Perkemahan Pramuka Santri Nasional (
PPSN) yang digelar di Ponpes As Syarif Kota Tangah Kamang, ahad,( 8/4) 2018 kemarin,
Dinul Akmal
yang sehari-hari menjabat Ketua OSIS,
bertindak mewakili tim pembuatan film.
Dia mempresentasikan Film “Garin Surau” dihadapan juri Film. Film ini dipilih sebagai film terbaik dari
semua yang diperlombakan mengingat semua teknik pembuatan atau tahapan produksi hingga adegan sudah mendekati layaknya
film-film pendek yang beredar di
youtube.
Walaupun
dianggap terbaik, tim juri juga memberikan masukan-masukan perbaikan kedepannya
agar lebih disempurnakan. Film ini
berkisah tentang semangat juang seorang
anak muda yang bernama Iqbal yang hampir putus asa karena kematian ayah.
Iqbal sebagai tokoh utama diperankan oleh Dinul.
Dia memutuskan untuk berhenti
sekolah,karena ayah sang tulang punggung keluarga yang selama ini membiayai
sekolahnya , sudah tiada. Tetapi ketika
hal itu diutarakan kepada sang ibu justeru beliau keberatan dan sebaliknya bahkan
mengusulkan Iqba l untuk tetap
melanjutkan sekolah sambil bekerja sebagai garin di sebuah surau di kampungnya,
yang memang tengah membutuhkan seorang garin.
Gayung pun
bersambut, Iqbal pun diterima sebagai garin surau. Keberadaannya di surau
tersebut mampu menghidupkan kegiatan surau ditambah dengan suaranya yang merdu
saat azan dan bila jadi imam, mampu menggetarkan jiwa jamaah. Jamaah pun
senang dan sayang padanya.
Selain itu,
Iqbal juga mengajari anak-anak sekitar surau dengan belajar
mengaji pada sore harinya. Khusus untuk
pemuda, pada malam harinya, Iqbal menjadi pelatih silat dengan lokasinya
di halaman surau tadi. Kehadiran
Iqbal ternyata juga membuat
banyak anak gadis kepincut
padanya. Beberapa orang anak
gadis rela datang ke surau secara
sendiri-sendiri untuk bertemu muka dengan Iqbal dengan modus mengantarkan makanan
titipan dari ibu mereka, padahal itu
hanya alasan belaka kecuali maksud
bertemu melepaskan rasa rindunya.
Iqbal pun,
sebagai seorang garin dan guru mengaji,
memberi nasehat kepada beberapa anak gadis tersebut, bahwa tindakan bertemu dengannya di surau apalagi berdua-dua dengannya dilarang agama.
Bisa menjadi fitnah dikemudian
hari. Iqbal tetap istiqomah dengan perintah agama,
kedatangan para gadis itu ditolaknya dengan halus dan santun.
Melihat
kemajuan surau yang kian semarak dan mendapat banyak perhatian dari para gadis,
membuat sekelompok pemuda lain di kampung itu, mulai iri dan merasa tersaingi. Inilah rintangan Pertama yang
dialaminya,yakni difitnah telah mengganggu anak gadis kampung dan mendapat ancaman verbal (lisan) dan upaya
pengusiran dirinya saat berbelanja di sebuah lapau (kedai) pada suatu malam.Ia digertak dan dimaki
–maki. Iqbal tidak terima diperlakukan seperti itu.
Ia balik
melakukan klarifikasi dan menjelaskan duduk persoalannya, bahwa semua tuduhan itu adalah fitnah. Tetapi para
pemuda kampung tetap tidakpuas dan kurang senang dengan jawaban apalagi
kehadiran Iqbal di Surau itu.
Kedua, Tidak hanya
ancaman verbal,ancaman fisik pun mulai dirasakan Iqbal manakala saat pulang
sekolah. Sekelompok pemuda yang tadi
malam mengancamnya, mulai melakukan tindakan kekerasan kepada Iqbal.
Perkelahian pun tidak terelakkan. Satu lawan lima orang. Iqbal bisa melumpuhkan 4 (empat) orang. Tetapi karena kalah jumlah, Iqbal
melarikan diri. Beruntung,datang 2 (dua) orang teman Iqbal yang
menyelamatkannya. Perkelahian pun seimbang walau kedua belah pihak sama-sama
babak belur. Namun kemampuan silat Iqbal dan temannya jauh berada di atas kemampuan lawan karena Iqbal
dan temannya adalah anggota silat dan
Iqbal sendiri adalah seorang guru silat.
Singkat
cerita, hari baik dan bulan baik,saat Iqbal menjadi imam sholat jamaah,
seseorang jamaah bergabung menjadi makmumnya. Makmum ini tergesa-gesa,begitu
selesai sholat ia langsung pergi begitu saja tanpa tahu kalau mapnya
tertinggal. Map yang berisi surat-surat
berharga, itu diselamatkan Iqbal, dan orang kaya tadi membalas kebaikan Iqbal
dengan mengangkatnya sebagai anak angkat. Kebutuhan Iqbal dipenuhinya, berkat
kejujuran dan kebaikan Iqbal tadi.
Adapun Pesan Moral yang disampaikan Adalah :
1. Dalam hidup ini jangan mudah menyerah dengan
keadaan yang susah
2. Selalu berbuat baik kepada orang lain dan sikap
jujur
3. Membela dan mem pertahankan harga diri dari
ancaman fisik orang lain
4. Kita harus menyalakan semangat dan cita-cita
masa depan dengan tetap belajar/sekolah
5. Setiap perbuatan baik, balasannya akan lebih
baik pula.