Senin, 02 April 2018

Membangun Potensi Diri Pada Anak


Membangun  Potensi Diri Pada  Anak
Oleh. Ahmad Rifai

                Anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada setiap pasangan suami isteri. Dalam kondisi fitrah, anak –anak dapat dibentuk sesuai dengan harapan orang tua. Sayangnya, pengetahuan tentang definisi fitrah, pada umumnya kita terjebak pada satu arti semata,yakni suci alias bersih.  
                Karena terperangkap dengan definisi  tadi, ruang gerak untuk membuat rancangan masa depannya  terbatas dan kehilangan arah lantaran  orang tua tidak mengetahui bagaimana  seharusnya  memperlakukan kertas putih tadi. Dicorat-coretkah tanpa beraturan, dibiarkan tanpa disentuh  atau diremas hingga menjadi robek?
Pada dasarnya, kertas putih itu tiada lain adalah permisalan kesucian jiwa anak yang baru lahir yang belum dirusak oleh perilakuhawa nafsu. Demikian ahli ilmu jiwa barat mengibaratkan. Kata lainnya tabularasa. Sesungguhnya, fitrah itu memiliki arti lain yang lebih dari  sekedar  sehelai kertas putih  bersih belaka.  
 Yang semestinya kita tidak  sekedar memahami jiwa anak dengan permisalan  sehelai kertas putih itu, tetapi lebih jauh dengan membuat permisalan  bahwa fitrah  itu  dapat digambarkan bak setumpuk  tanah liat yang belum berbentuk apa pun. Dari sinilah orang tua dituntut untuk mengubah tanah liat menjadi keramik, patung atau  batu bata yang bernilai ekonomis.
Definisi fitrah itu jika diterjemahkan dalam ilmu jiwa dan tahapan  perkembangan  tubuh dan otak, adalah berupa  sikap atau   rasa ingin tahu anak,   rasa bahagianya, rasa percaya dirinya, hingga   cermin bangunan akhlak dan mentalnya yang baik  yang dibarengi  tindakan kreatif yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain.
Kesimpulan fitrah itu adalah bermuara pada tindakan pengembangan potensi diri anak yang menuntut orang tua siap untuk menjadi pelatih kehidupan anak-anaknya agar suatu saat nanti, siap pula menghadapi kehidupan  dengan bekal sikap dan mental yang  tangguh, ramah, mandiri,jujur, rapi, bersih dan bertanggungjawab.
                Selama ini, soal potensi diri anak, hanya diajarkan di kelas-kelas training motivasi   semata. Bukan di kelas-kelas yang melaksanakan Proses Belajar Mengajar(PBM). Tidaklah salah, sekolah gagal dalam urusan  pengembangan dan pembentukan potensi diri siswa. Mereka tidak mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya. Tidak mengenal diri sendiri secara mendalam.
Tidak heran dengan paradiqma usang dunia   pendidikan kita bukan membuat anak tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan, malah sebaliknya, mandeg dan bahkan kehilangan potensi dirinya.   Paradiqma usang pendidikan kita   ditandai dengan siswa  yang senantiasa  duduk rapi di dalam kelas, lebih banyak diam, tidak berani  menyampaikan pendapat dan  tidak  berani berdebat dengan guru soal ilmu,adalah ditandai sebagai  anak atau siswa yang bagus.  
                Dengan pola tadi, potensi diri sianak tidak tergarap dengan maksimal. Guru sibuk dengan transfer materi pelajaran,  abai soal pemetaan potensi diri siswanya. Kalimat motivasi dan sugesti mimpi masa depan siswa tidak diberikan secara marathon. Padahal  pada jiwa dan diri siswa harus dibangunkan mental  dan semangat hidup untuk maju dan berhasil. Memberikan arahan dan pendampingan untuk membangun mimpi masa depan melalui rasa percaya diri siswa adalah tugas sekolah seharusnya.
                Oleh karena itu, seorang  psikolog  Indonesia, Rozamona A. Gandi, dalam bukunya Membangun Disiplin Positif Pada Anak,  memberikan solusi bagaimana cara  membentuk perilaku, Pertama, berikan pemahaman tentang perilaku yang ingin dibentuk.  Kedua,latihkan perilaku yang ingin dibentuk. Contoh,  Jika ingin anak jujur, maka berikan pemahaman tentang jujur disertai contohnya. Tentu  Orang tua atau guru, yang memulai hal itu. Ketiga,  sekolah dan orang tua mempelajari bagaimana anak tumbuh membangun perilaku positifnya. Kemudian meningkatkan keterampilan mengarahkan anak pada hal-hal positif, melatih kedisiplinan positif, mendengarkan anak, dan membiasakan komunikasi positif dengan anak. (Kordinator Litbang dan Humas Ponpes Diniyyah Limo Jurai  Sungai Pua Agam)       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar